About Me

Foto Saya
Palung laut
Sebuah nama yang bermakna yang diberikan oleh orang tuaku..bukan sebuah nama tanpa arti.
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 10 Juni 2010

Terlahir dalam Gelap

Bagi teman-teman yang menganal saya secara langsung, saya yakin haqqul yaqin bahwa mereka akan setuju jika saya mengatakan bahwa kult saya hitam. Bagi saya itu sebuah nikmat yang harus disyukuri, Alhamdulillah. Namun apabila ada orang yang menanyakan “kenapa saya hitam?” saya langsung menjawab “karena saya lahir dalam gelap” dengan bumbu cengar-cengir tentunya.

Malam itu hari Jum’at Kliwon (bukan malam Jum’at Kliwon) malam Sabtu Legi. Di suatu kamar di rumah di Jalan Diponegoro Kota Madiun, depan lapangan Busbo. Sekitar pukul 23.00 seorang Ibu Muda bernama Sri Setyarti (Ibu saya) melahirkan seorang bayi agak gendut, dengan berat di atas rata-rata bayi normal, 3 kilogram lebih sedikit. Menurut cerita beliau, saat itu listrik sedang padam, lampu pun tak bisa dinyalakan tanpa listrik. Saya lahir bersama temaram cahaya lilin, didampingi seorang bidan yang menurut Ibu saya ‘galak’. Hari itu tanggal 21 Februari 1992, dan kemudian diabadikan dalam akte kelahiran saya diketahui oleh camat saat itu sebagai hari lahir “Bahrur Rozzi Adiguna”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Sebuah nama yang bermakna yang diberikan oleh orang tuaku..bukan sebuah nama tanpa arti.

Followers

followers

Fesbuku

Muslim, Musti Tepat Waktu

free counters

ShoutMix chat widget
Kamis, 10 Juni 2010

Terlahir dalam Gelap

Bagi teman-teman yang menganal saya secara langsung, saya yakin haqqul yaqin bahwa mereka akan setuju jika saya mengatakan bahwa kult saya hitam. Bagi saya itu sebuah nikmat yang harus disyukuri, Alhamdulillah. Namun apabila ada orang yang menanyakan “kenapa saya hitam?” saya langsung menjawab “karena saya lahir dalam gelap” dengan bumbu cengar-cengir tentunya.

Malam itu hari Jum’at Kliwon (bukan malam Jum’at Kliwon) malam Sabtu Legi. Di suatu kamar di rumah di Jalan Diponegoro Kota Madiun, depan lapangan Busbo. Sekitar pukul 23.00 seorang Ibu Muda bernama Sri Setyarti (Ibu saya) melahirkan seorang bayi agak gendut, dengan berat di atas rata-rata bayi normal, 3 kilogram lebih sedikit. Menurut cerita beliau, saat itu listrik sedang padam, lampu pun tak bisa dinyalakan tanpa listrik. Saya lahir bersama temaram cahaya lilin, didampingi seorang bidan yang menurut Ibu saya ‘galak’. Hari itu tanggal 21 Februari 1992, dan kemudian diabadikan dalam akte kelahiran saya diketahui oleh camat saat itu sebagai hari lahir “Bahrur Rozzi Adiguna”.

0 komentar: